• MTSN 11 NGAWI
  • MADRASAH MANDIRI BERPRESTASI

MADRASAH DIGITAL

Tahun 2019 lalu, Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan (Balitbang Diklat) Kementerian Agama RI menyusun dan menerbitkan buku Panduan Penyelenggaraan Madrasah Digital. Tujuan penyusunan panduan Panduan Penyelenggaraan Madrasah Digital adalah untuk memberikan pemahaman kepada seluruh stakeholders dan penyelenggara pendidikan di madrasah tentang penyelenggaraan madrasah digital.   Selain itu, untuk mengarahkan penyelenggara pendidikan madrasah dalam menyelenggarakan program madrasah digital secara sistematis; memberikan landasan kepada para pembuat kebijakan di Kementerian Agama untuk membuat kebijakan pendukung madrasah digital; dan memberikan landasan kepada masyarakat dalam mendukung program madrasah digital. ADVERTISEMENT Dalam panduan tersebut disebutkan pentingnya pembelajaran sinkronus untuk mendukung penyelenggaraan madrasah digital. Pembelajaran sinkronus terjadi saat bersamaan antara guru dan peserta didik baik tatap muka secara langsung di tempat yang sama (live synchronous), menggunakan metode ceramah, presentasi, diskusi kelompok, praktik dan lain-lain atau bisa terjadi secara maya (virtual synchronous) melalui konferensi (video atau audio), text-based conference (chatting atau chat room) dan sejenisnya.  Sementara, pembelajaran asinkronus terjadi tidak pada saat bersamaan dengan tempat berbeda-beda. Pembelajaran asinkronus dapat dilakukan secara mandiri (self-paced asynchronous) atau secara kolaboratif. Pembelajaran secara mandiri peserta didik mempelajari objek belajar berupa teks, audio, video, animasi, simulasi yang tersedia pada LMS atau di luar LMS. Sedangkan pembelajaran secara kolaboratif (collaborative asynchronous) melalui forum diskusi, mailing list, e-mail, tugas projek dan lain-lain sejenisnya.    Fase ini cukup efektif dilakukan ketika sebuah perusahaan masih beradaptasi dengan penerapan sistem e-learning. Metode ini juga memungkinkan adanya kombinasi dengan metode kelas tradisional, adapun komposisinya tergantung dari hasil analisa. Sebagai contoh, untuk pelatihan yang semula durasinya 3-4 hari, karena dikombinasikan dengan e-learning, dapat diefisienkan menjadi hanya 1-2 hari.   ADVERTISEMENT Madrasah disarankan memilih model campuran (blended learning) yang mengkombinasikan antara sinkronous dengan pembelajaran tatap muka, belajar mandiri (belajar dengan berbagai sumber atau media cetak (offline) yang telah disediakan) dan belajar mandiri secara online dengan berbagai pilihan media (teks, gambar, suara, video) yang dapat diakses oleh guru dan peserta didik dari internet. Peran guru dalam pembelajaran model blended learning adalah sebagai fasilitator dan mediator yang mengelola unsur-unsur tersebut.   Model lain yang disarankan adalah Flipped Classroom atau Kelas Terbalik. Pada model ini, peserta didik diminta mengakses informasi melalui teknologi dalam jaringan di luar kelas kemudian berdiskusi, berlatih, atau melakukan pendalaman pemahaman dengan difasilitasi oleh guru di kelas. Interaksi tatap muka dalam pendekatan pembelajaran ini dibantu dengan belajar mandiri melalui digital.

Tahun 2019 lalu, Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan (Balitbang Diklat) Kementerian Agama RI menyusun dan menerbitkan buku Panduan Penyelenggaraan Madrasah Digital. Tujuan penyusunan panduan Panduan Penyelenggaraan Madrasah Digital adalah untuk memberikan pemahaman kepada seluruh stakeholders dan penyelenggara pendidikan di madrasah tentang penyelenggaraan madrasah digital.   Selain itu, untuk mengarahkan penyelenggara pendidikan madrasah dalam menyelenggarakan program madrasah digital secara sistematis; memberikan landasan kepada para pembuat kebijakan di Kementerian Agama untuk membuat kebijakan pendukung madrasah digital; dan memberikan landasan kepada masyarakat dalam mendukung program madrasah digital. ADVERTISEMENT Dalam panduan tersebut disebutkan pentingnya pembelajaran sinkronus untuk mendukung penyelenggaraan madrasah digital. Pembelajaran sinkronus terjadi saat bersamaan antara guru dan peserta didik baik tatap muka secara langsung di tempat yang sama (live synchronous), menggunakan metode ceramah, presentasi, diskusi kelompok, praktik dan lain-lain atau bisa terjadi secara maya (virtual synchronous) melalui konferensi (video atau audio), text-based conference (chatting atau chat room) dan sejenisnya.  Sementara, pembelajaran asinkronus terjadi tidak pada saat bersamaan dengan tempat berbeda-beda. Pembelajaran asinkronus dapat dilakukan secara mandiri (self-paced asynchronous) atau secara kolaboratif. Pembelajaran secara mandiri peserta didik mempelajari objek belajar berupa teks, audio, video, animasi, simulasi yang tersedia pada LMS atau di luar LMS. Sedangkan pembelajaran secara kolaboratif (collaborative asynchronous) melalui forum diskusi, mailing list, e-mail, tugas projek dan lain-lain sejenisnya.    Fase ini cukup efektif dilakukan ketika sebuah perusahaan masih beradaptasi dengan penerapan sistem e-learning. Metode ini juga memungkinkan adanya kombinasi dengan metode kelas tradisional, adapun komposisinya tergantung dari hasil analisa. Sebagai contoh, untuk pelatihan yang semula durasinya 3-4 hari, karena dikombinasikan dengan e-learning, dapat diefisienkan menjadi hanya 1-2 hari.   ADVERTISEMENT Madrasah disarankan memilih model campuran (blended learning) yang mengkombinasikan antara sinkronous dengan pembelajaran tatap muka, belajar mandiri (belajar dengan berbagai sumber atau media cetak (offline) yang telah disediakan) dan belajar mandiri secara online dengan berbagai pilihan media (teks, gambar, suara, video) yang dapat diakses oleh guru dan peserta didik dari internet. Peran guru dalam pembelajaran model blended learning adalah sebagai fasilitator dan mediator yang mengelola unsur-unsur tersebut.   Model lain yang disarankan adalah Flipped Classroom atau Kelas Terbalik. Pada model ini, peserta didik diminta mengakses informasi melalui teknologi dalam jaringan di luar kelas kemudian berdiskusi, berlatih, atau melakukan pendalaman pemahaman dengan difasilitasi oleh guru di kelas. Interaksi tatap muka dalam pendekatan pembelajaran ini dibantu dengan belajar mandiri melalui digital.

 

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Memperingati Hari Guru ke 78

MTsN 11 Ngawi News, 25 Nopember 2023 MTsN 11 Ngawi pada hari sabtu tanggal 25 Nopember 2023 telah melaksanakan upacara dalam rangka memperingati hari guru tahun 2023. Pada upacara kal

28/11/2023 07:35 - Oleh Administrator - Dilihat 23 kali
Pasca Banjir, Kakankemenag Ngawi Tinjau MIN 8 dan MTsN 11 Ngawi

Pasca Banjir, Kakankemenag Ngawi Tinjau MIN 8 dan MTsN 11 Ngawi Kab. Ngawi (Seksi Pendma) – Kepala Kankemenag Ngawi Moh. Wahib didampingi Kasi Pendma Pujianto meninjau MIN 8

24/06/2021 10:18 - Oleh Administrator - Dilihat 611 kali
Kepala Kankemenag Ngawi Apresiasi RA dan Madrasah Melalui Madrasah Award 2022

Kab.Ngawi (Pendma) – Kepala Kankemenag Ngawi Moh. Wahib menyerahan apresiasi Madrasah Award Tahun 2022 kepada RA dan Madrasah yang kreatif dan inovatif melalui program Tri Ha

24/06/2021 10:18 - Oleh Administrator - Dilihat 235 kali
ANBK 2023, Pengganti UN: Pengertian, Tujuan, Jadwal, dan Tips Mengerjakannya

APA ITU ANBK 2023? ANBK adalah upaya penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar hingga menengah. Program ini dilaksanakan oleh setiap t

24/06/2021 10:18 - Oleh Administrator - Dilihat 292 kali
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

Apa Saja Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka? Tahun ajaran baru 2022 ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia menggunakan kurikulum baru. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum baru yan

24/06/2021 10:18 - Oleh Administrator - Dilihat 186 kali